Tahun 1990, Eko tiba di Yogyakarta dari tanah kelahiranya di Bangka Belitung. Tak punya sanak saudara, uang yang mepet, terminal pun menjadi tempat singgahnya. Mondar-mandir dengan hanya berjalan kaki ia tawarkan ijazah SMA-nya pada sejumlah perusahaan. Dan semua ditolak!
Hampir putus asa, akhirnya, modal paling gampang yang dimilikinya adalah menjadi tukang bersih-bersih. Ia tawarkan jasa bersih WC atau halaman rumah dari pintu ke pintu. Sampai akhirnya ia diterima menjadi pembantu rumah tangga di kediaman peneliti Wolfgang Clauss. Sedikit mendapat kenyamanan, tetapi ternyata hal itu tidak lama, karena belum genap setahun, ia diusir.
Kembalilah lagi, Eko berkeliling menawarkan jasa dari pintu ke pintu. Hingga akhirnya ia membersihkan rumah seorang notaris yang enggan ia sebut namanya. “Waktu itu saya tanya, mau buat apa rumahnya dibersihkan. Saya mau menikah, katanya. Beliau semakin tertarik karena tahu saya bisa mengaji. Akhirnya saya disuruh mengaji pada pernikahannya,” tutur Eko, saat ditemui Rabu (4/7).
Bermodal Surat
Semakin tertarik dengan kesungguhan dan kepribadian Eko, sang notaris kemudian mau membuatkan sejumlah dokumen legal formal untuk sebuah perusahaan kecil. Eko senang meskipun sebenarnya ia hanya bermodal surat-surat saja. “Waktu itu tahun 1993. Saya tidak punya apa-apa, jangankan perusahaan dengan kantor, kursi dan meja saja saya tidak punya,” ujar pria kelahiran 25 April 1970.
Namun dengan pengalamannya menjadi tukang bersih-bersih itu, ia akhirnya mengkoordinasikan beberapa tenaga kebersihan (cleaning service) untuk disalurkan di rumah-rumah. Seiring dengan ketekunannya, sistem penyedia jasanya mulai berkembang. Tidak hanya cleaning service tetapi juga jasa satuan pengamanan (security). Ia pun mulai dipercaya perusahaan-perusahaan besar dalam penyediaan tenaga outsourcing semacam ini. Ia pun bisa mewujudkan cita-citanya untuk kuliah. Saking semangatnya ia kuliah ditiga bidang, ekonomi manajemen, ilmu dakwah dan perhotelan di tiga kampus berbeda.
Hingga saat ini, perusahaan yang akhirnya dinamakan PT Pesona Cipta itu telah memiliki sekitar 4.200 karyawan dan bekerja sama dengan 52 perusahaan nasional. “Kebanyakan perbankan, sepeti BCA, BRI, Mandiri, Panin,” katanya. (Sony Wibisono-45)
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/smcetak
Komentar
Posting Komentar